hari ini adalah hari Jumat. Saya terlambat berangkat ke kantor karena saya tidur larut tadi malam. Jalan raya di dalam kota macet. Untungnya cuaca sangat bersahabat. Semalam turun hujan lebat. Banyak orang gembira karena sudah lama menantikan siraman air ini, termasuk saya. Then i said, Alhamdulillah. Sampai di terminal, saya naik bis dan mendapat kursi di bagian favorit saya, yaitu di samping jendela. It's a bright day. Saya mengeluarkan ponsel, memasang earphones, dan menyalakan playlist musik favorit saya, yaitu campuran lagu-lagu Sami Yusuf, Maher Zain, Irfan Makki, dan Mesut Kurtis. Setiap kali mendengarkan musik mereka, saya memang dipenuhi kebahagiaan. Lirik puitis dan pujian-pujian indah kepada Allah dan Muhammad (peace be upon him) selalu menimbulkan keriangan di hati, terkadang setetes air di sudut mata. Dalam kegembiraan itulah, saya tiba-tiba teringat dengan teman kerja saya, Fika. Dia memberikan makanan untuk saya berbuka puasa dua hari yang lalu. Subhanallah... betapa baiknya ia mengingat untuk membawa makanan itu untuk saya. Lalu, ingatan ini membawa ke ingatan lainnya. Bagaimana atasan yang juga kawan saya memberikan ijin dengan senyuman di bibirnya ketika saya dengan konyolnya meminta ijin cuti karena ingin menonton konser band favorit saya. Lalu, kemarin, kawan saya Tasya, membawakan saya oleh-oleh sebuah dompet bermotif Sumbawa dari tempat berliburnya. Ya Allah... betapa saya selalu dibanjiri banyak kebaikan dalam berbagai bentuk. Senyum terkembang di ujung bibir. Saya mengingat semua kawan-kawan dan para atasan di kantor saya sekarang. Betapa mereka semua adalah rekan kerja dan teman yang baik. Saya juga merasakan kenikmatan atas betapa mudahnya saya mengakses lokasi kantor saya. Perjalanannya memang cukup jauh. Tapi, saya tidak pernah perlu berdesakan di kereta dan merasa tidak nyaman karenanya. Setiap pagi, saya naik bis besar dengan pendingin udara yang menyejukkan, melewati jalan tol yang meski macet tapi selalu disinari cahaya matahari di sisi kanan jendelanya. Saya bisa membaca, mendengarkan musik, bahkan berdoa di sepanjang perjalanan, sementara pak supir melakukan tugasnya mengendarai bis ini hingga ke tujuan saya. Untuk kemudian, bis sampai di terminal akhir yang lokasinya berdekatan dengan kantor saya. Saya hanya perlu berjalan kaki. Tak ada rintangan dan gangguan berarti yang harus saya hadapi setiap harinya. Saya bahkan seringkali beruntung bisa melihat hirup-pikuk kehidupan terminal yang ramai terutama di masa-masa mudik Lebaran hanya dengan melewatinya menuju kantor. Potret kehidupan yang membuat saya tersenyum, kadang kesal dan sedikit mamaki (Astagfirullah). Maka, pagi ini, saya merasa diingatkan untuk bersyukur akan kondisi ini, betapa mudah dan nyamannya kehidupan bekerja saya setiap harinya. Alhamdulillah Ya Rabb'Alamin. Subhanallah Walhamdulillahhla'ila Ha Illallah!
Maka, saya tuliskan rasa syukur saya ini di status facebook. Tiada niat untuk sombong, melainkan keinginan berbagi rasa syukur atas kemudahan yang telah Allah berikan. Inilah kalimat status saya:
Dan puji syukur, banyak kawan yang mengerti maksud status saya ini dan berbaik hati meresponnya, seperti di antaranya...
Dést Libért Yes, let's be grateful. Cause The Lord is never absent-minded in giving blessing to us. We're the.ones who tend to forget to thank instead. :) So let's say... Alhamdulillah. For every tiny blessing weve got :). Remind me if I forget.
Ryan Elha alhamdulillaah yahh...Ya Rabb, semoga Kau tetapkan aku dalam lingkungan yang barokah dan melengkapi keimananku, memudahkan duniaku dan mendekatkan pada surgaMu. Ingatkanlah dan jadikanlah selalu aku dalam kesyukuran atas segala yang Kau berikan. Alhamdulillah!